Sunday, May 03, 2009

Wasiat Untuk Mempelai Wanita

Wasiat Untuk Mempelai Wanita



Sunday, 22 February 2009

PernikahanSeorang wanita Arab pedalaman berwasiat kepada putrinya pada malam pernikahannya. Wanita itu berkata, "Wahai anakku! jika sebuah wasiat tidak akan diterima oleh orang yang berakal, aku tidak akan menyampaikannya kepadamu. Aku akan menjauhkan wasiat ini darimu. Namun, wasiat adalah peringatan untuk orang yang berakal dan penggugah orang yang lupa".

"Wahai anakku!". Lanjut wanita itu. "Engkau akan pindah dari kondisi yang biasa engkau lalui setiap saat. Engkau akan pindah ke rumah yang belum engkau kenal. Engkau akan berteman dengan kawan yang belum akrab. Dia akan menjadi raja bagimu. Oleh sebab itu, hendaklah engkau menjadi pelayan yang baik. jika engkau rela menjadi pelayannya, dia akan mau menjadi hamba sahaya bagimu. Ingatlah sepuluh wasiat dariku. Jika dapat melakukannya, engkau akan selalu diingat dan diperhatikan oleh kawan barumu itu."

"Pertama, pergaulilah suamimu dengan sikap qana'ah.

"Kedua, dengarkanlah pendapat suamimu dan taatilah perintahnya. Sesungguhnya sikap qana'ah dapat menimbulkan rasa tenang dalam hati. Sedangkan, mendengar dan mematuhi perintah suami dapat menarik kasih sayang Tuhan.

"Ketiga, jagalah kedua mata suamimu agar ia tidak melihat keburukan darimu.

"Keempat, jagalah penciuman suamimu agar ia tidak mencium selain bau harum akhlakmu. Anakku! Air adalah wewangian paling harum yang hilang wanginya. Sedangkan, akhlak adalah kecantikan paling tinggi.

"Kelima, siapkanlah makanan suamimu ketika sudah tiba waktunya.

"Keenam, jagalah suamimu ketika dia sedang beristirahat. Sesungguhnya rasa lapar dapat menimbulkan gejolak emosi. Sedangkan, terganggu pada waktu tidur dapat memicu kemarahan.

"Ketujuh, peliharalah harta suamimu.

"Kedelapan, jagalah sanak saudara dan keluarganya. Sesungguhnya menjaga harta adalah tindakan yang mulia. Sedangkan, menjaga sanak dan keluarga suami adalah tindakan yang terpuji.

"Kesembilan, janganlah engkau membuka rahasia suamimu dan jangan membantah perintahnya. jika membuka rahasia suamimu, engkau tidak akan aman dari dendamnya. Jika membantah perintahnya, engkau sama dengan membangkitkan amarahnya.

"Kesepuluh, janganlah engkau menampakkan kebahagiaan dihadapan suamimu yang sedang sedih dan menampakkan kesedihan di hadapan suamimu yang sedang bahagia. Menampakkan kebahagiaan pada saat suami sedang sedih adalah perbuatan yang lancang.., sedangkan menampakkan kesedihan pada saat suami sedang bahagia dapat menghapus kebahagiaannya.

"Ingatlah olehmu! Engkau tidak akan dapat meraih semua yang disebutkan di atas, kecuali engkau mengutamakan kesenangan suamimu diatas kesenanganmu dan keridhaannya diatas keridhaanmu, baik engkau rela maupun terpaksa". Demikian ditulis Thaha Al Afifi dalam Al Huquq Al Islamiyah.

Sumber : Buku 70 Kisah Teladan Berdasarkan Al Qur'an dan Hadits-Hadits Pilihan,

Dr. Mushthafa Murad, Al Bayan Mizan, Hal. 268­270

No comments:

Post a Comment